Thursday, 31 March 2016

Perencanaan Strategi PR


KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan penulis ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya. Terima kasih juga dihaturkan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat selesai tepat waktu. Pada kesempatan ini, penulis akan membahas materi tentang Perencanaan Strategis Public Relations dari mata kuliah Pengantar Public Relations yang dibimbing oleh Ibu Endri Listiani, S.IP. M.Si.
Public Relations merupakan ilmu seni pengetahuan komunikasi. Membina dan memelihara hubungan antarmanusia adalah tanggung jawab seorang public relations. Citra dan reputasi adalah dua kata yang sangat identik dengan public relations. Dalam membangun sebuah image atau brand, public relations harus bisa berpikir secara kreatif untuk menjaga hubungan dengan stakeholders.
Layaknya sebuah kepercayaan, perencanaan strategis dalam public relations juga penting. Seorang public relations harus membuat sebuah perencanaan terlebih dahulu sebelum mengimplementasikan program public relations tersebut.
Semoga pembahasan tentang Perencanaan Strategis Public Relations dalam Pengantar Public Relations ini dapat menambah pengetahuan cara berkomunikasi yang baik dan benar dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Dalam tugas ini, penulis sadar bahwa pembahasan ini masih jauh dari sempurna. Dan apabila ada kekurangan, diharapkan saran dan kritik dari pembaca budiman untuk membantu mengoreksinya agar terlengkapi informasi dalam makalah ini. Mohon maaf juga dihaturkan apabila ada terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Terima kasih

Jakarta, 18 Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
BAB II : PEMBAHASAN
2.1    Landasan Teori
2.2    Analisis Studi Kasus
BAB III : PENUTUP
3.1    Kesimpulan
3.2    Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR MODUL
DAFTAR SUMBER INTERNET














BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Suatu perusahaan sangat memerlukan adanya komunikasi timbal-balik untuk mencapai tujuannya. Terjalinnya komunikasi yang baik dapat dilakukan dengan adanya public relations (PR). Suatu perusahaan yang menyadari pentingnya public relations (PR), akan menempatkan PR pada bagian integral perusahaan, bukan sekedar komplementer semata.

Dunia public relations saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan sangat mempengaruhi reputasi sebuah perusahaan, terutama dalam bidang teknologi. Untuk menunjang hubungan dan komunikasi antar perusahaan dengan institusi terkait lainnya, seorang PR didorong harus membuat perencanaan strategi secara konsisten dalam mengimplementasikan program PR tersebut.

Implementasi public relations yang dimaksud dalam konteks ini adalah membangun pendapat umum yang berkaitan dengan citra demi upaya mengarahkan persamaan persepsi masyarakat untuk meraih kepercayaan publik. Agar memperoleh hasil yang diharapkan, seorang PR tidak hanya sekedar membangun dan memelihara hubungan dengan masyarakat. Menerapkan prinsip komunikasi adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan karena memberi pengaruh juga terhadap bidang usaha perusahaan tersebut.

Berkembangnya dunia informasi memberikan kesempatan semakin luas bagi setiap perusahaan untuk menunjukkan eksistensinya sebagai perusahaan yang mampu dan memiliki kredibilitas tinggi dibanding dengan para pesaingnya. Berbagai dampak sosial dan lingkungan yang timbul serta buruknya kondisi ekonomi dan keamanan negara Indonesia membuat para pelaku usaha terketuk untuk membantu mengatasi masalah yang sedang terjadi sekarang ini di Indonesia. Banyaknya pengangguran, kemiskinan bahkan kelaparan membuat kualitas sumber daya manusia dalam aspek pendidikan di Indonesia sungguh rendah.

Di era modernisasi ini, kebutuhan manusia pun bertambah drastis. Akibat mengikuti perkembangan zaman, manusia dapat memenuhi kebutuhannya secara online. Semakin beragam transportasi berbasis internet, masyarakat merasa dimudahkan dalam melakukan segala aktivitasnya. Maraknya jasa yang ditawarkan melalui gadget membuat segala hal dapat dilakukan secara praktis. Bahkan masyarakat memandang bahwa transportasi online ini sangat efektif dalam perkembangan teknologi. Pelayanan yang diberikan juga dinilai lebih efisien daripada harus melakukan segalanya sendiri.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Landasan Teori
Menurut Abdurahman (1993) dalam Asep Saeful mendefinisikan bahwa “Public Relations mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam arti sebagai teknik komunikasi (technique of communication) dan kedua, humas sebagai metode komunikasi (method of communication).” (Asep, 2015: 19)

Lebih lanjut lagi, Melvin Sharpe (Kasali, 2005) dalam Asep saeful menyebutkan lima prinsip hubungan harmonis, yaitu “Komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas keterbukaan dan konsistensti terhadap langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh keyakinan orang lain, langkah-langkah yang fair untuk mendapatkan hubungan timbal-balik, dan goodwill komunikasi dua arah yang terus-menerus untuk mencegah keterasingan dan membangun hubungan evaluasi dan riset terhadap lingkungan untuk menentukan langkah atau penyesuaian yang dibutuhkan masyarakat.” (Asep, 2015: 20)

Berdasarkan Frank Jefkins (1988: 13) dalam modul Endri Listiani, S.IP. M.Si, strategi perencanaan PR yaituPublic Relations consist of all forms of planned communication outwards and inwards between an organization and its public for the purpose of achieving specific objective concerning mutual understanding.”

Terkait dengan ini, Robbins dan Coulter (2002) dalam Erni dan Kurniawan menyatakan bahwa perencanaan adalah sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi.

Dalam modul Endri Listiani, S.IP. M.Si, David (1999) mengatakan bahwa “Strategic management can be defined as the art and science of formulating, implementing, and evaluating cross-functional decisions  that enable organization to achieve its objective.”

Lanjutnya, strategi PR menurut Anne Gregory (1996:105) dalam  modul Endri Listiani, S.IP. M.Si menyebutkan bahwa “Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan program Kerja PR dalam kurun waktu tertentu, terkoordinasi dalam tim kerja, memiliki tujuan, faktor pendukung untuk melaksanakan gagasan strategis secara rasional melalui taktik (pelaksanaan) secara efisien dan efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan.

Ibu Endri Listiani, S.IP. M.Si berpendapat bahwa tujuan reputasi adalah “Untuk menciptakan, memelihara, meningkatkan, dan memperbaiki citra organisasi di mata publik yg disesuaikan dengan kondisi-kondisi dari       publik yang bersangkutan.

Dalam merencanakan strategi komunikasi public relations, menurut Zinkhan et.al (1990) dalam Asep Saeful mengatakan bahwa “Yang paling mendasar adalah mengenali publik yang mempunyai keterkaitan terhadap perusahaan / organisasi (stakeholders), baik berposisi pada internal maupun eksternal perusahaan.” (Asep, 2015: 194)

Berikut beberapa alasan perlu dilakukan perencanaan public relations dalam Asep Saeful : (Asep: 2015, 195)
a.       Menetapkan target-target operasi humas yang akan menjadi tolak ukur atas segenap hasil yang diperoleh
b.      Memperhitungkan jumalah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan
c.       Menyusun skala prioritas untuk menentukan jenis program / kegiatan dan waktu yang dibutuhkan
d.      Menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka mencapai tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas SDM yang dimiliki, dukungan dari berbagai peralatan fisik, dan anggaran dana yang tersedia

Sedangkan, Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu program dan tercapainya program tersebut. (Asep, 2015: 216) Edward III dan Emerson (1980) menambahkan bahwa “Empat variabel kritis dalam implementasi kebijakan publik yaitu komunikasi atau kejelasan informasi, konsistensi informasi, ketersediaan sumber daya dalam jumlah dan mutu tertentu, sikap dan komitmen dari pelaksana program atau kebijakan birokrat dan struktur birokrasi atau standar operasi yang mengatur tata kerja dan tata laksana.” (Asep, 2015: 217) 

Melalui pengertian tersebut dipahami bahwa perencanaan strategis public relations harus memiliki manajemen strategis yang baik pula. Agar fungsi seorang public relations dalam membentuk citra perusahaan dapat bekerja dengan baik melalui komunikasi yang efektif terhadap segala lapisan.

2.2     Analisis Studi Kasus
Dalam makalah ini, perencanaan strategis public relations yang akan penulis bahas adalah implementasi program public relations terutama dalam pemulihan citra terhadap kasus kontroversi transportasi online yang dikutip dari sumber http://video.metrotvnews.com/play/2015/12/18/461532/pemerintah-larang-transportasi-berbasis-online-karena-d dan http://video.metrotvnews.com/play/2015/12/18/461570/masyarakat-ungkapkan-kekecewaan-lewat-saveojekonline

Perusahaan jasa transportasi online menimbulkan berbagai polemik. Pro dan kontra di seluruh kalangan sudah lama dialami oleh perusahaan tersebut. Banyaknya dukungan masyarakat yang memberi respon positif terhadap adanya aplikasi transportasi berbasis internet ini telah membuat Menteri Perhubungan (Ignasius Jonan) dan Dirjen Perhubungan (Djoko Sasono) memberi respon yang sangat berbanding terbalik. Pemerintah ini menilai bahwa berdasarkan UU No.22 Th.2009 menyatakan roda dua bukan kendaraan umum maka transportasi online dirasa tidak memenuhi standar keamanan bagi masyarakat yang dianulir ulang oleh Menteri Perhubungan setelah mendapat banyak kecaman dari masyarakat atas keputusan yang dibuatnya. Masyarakat merasa alasan Ignasius Jonan dan Djoko Sasono sangat tidak logis atas larangan transportasi online sehinga netizen menyuarakan penolakan kepada Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo) untuk meninjau ulang larangan yang dibuat oleh pemerintah tersebut.

Atas kasus yang telah dibahas, kegiatan perencanaan juga dapat memudahkan public relations dalam melakukan evaluasi yang ditegaskan IPR dalam Asep Saeful bahwa “Yang meliputi upaya yang disengaja terencana dan berkelanjutan untuk membangun dan memelihara saling pengertian antara organisasi dan publiknya dapat diambil tiga poin, yaitu usaha yang sengaja direncanakan dan berkelanjutan, membangun dan memelihara serta saling pengertian.” (Asep: 2015: 193)

Pada kasus ini, mengimplementasikan pemulihan citra bagi transportasi online adalah tanggung jawab seorang PR dalam memutuskan konsep yang ingin digunakan. Hutton dalam Keith menyatakan “Pendukung manajemen reputasi memandang reputasi manajemen sebagai ‘sebuah arahan kekuatan baru atau paradigma untuk seluruh bidang’ dan bahwa ‘konsep-konsep seperti reputasi dan citra bukanlah hal yang dapat dikelola secara langsung, melainkan hadir dimana-mana dan hasil global dari perilaku perusahaan atau individu. Upaya untuk mengelola reputasi seseorang bisa jadi dapat disamakan dengan mencoba mengelola popularitas sendiri : suatu usaha yang agak aneh, dangkal dan berpotensi merugikan diri sendiri.” (Keith, 2013: 67)

Apabila public relations merupakan sebuah kebijakan, impelementasinya tidak terlepas dari teori dan konsep kebijakan perusahaan tersebut. Wahap dalam Asep Saeful menyatakan bahwa “Badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, tetapi juga menyangkut jaringan kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak negatif ataupun positif.” (Asep: 2015: 217) Dengan demikian dalam mencapai keberhasilan implementasi diperlukan kesamaan pandangan tujuan yang hendak dicapai dan komitmen semua pihak untuk memberikan dukungan.

Berdasarkan sumber http://www.dream.co.id/news/ojek-online-dilarang-netizen-ramai-buat-petisi-151218y.html bahwa transportasi online telah mendapat banyak dukungan, membuat model perencanaan program public relations yang digunakan adalah kampanye. Dari pernyataan Rogers dan Storey dalam Asep Saeful, kampanye adalah “Serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.” (Asep: 2015, 208)

Melalui https://www.change.org/p/menhub-tinjau-ulang-larangan-ojek-dan-taksi-online-kemenhub151 adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan yang bersifat khusus dan sering berdimensi perubahan sosial. (Asep: 2015, 209) Pada masalah terkait, masyarakat adalah khalayak sasaran yang diresahkan oleh pemerintah. Sebab Mc Quail dalam Asep mendefinisikan bahwa “Khalayak sasaran adalah sejumlah besar orang yang berpengetahuan yang sikap dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye.” (Asep, 2015: 210)

Dalam kasus ini, komunikator kampanye adalah F. Frico karena F. Frico yang membuat petisi dengan judul “Memetisi Menteri Perhubungan Republik Indonesia Ignasius Jonan” untuk disampaikan kepada Presiden RI hingga ditindaklanjuti segera untuk diselesaikan. Dengan bahasanya yang sopan membuat tak adanya kerusuhan maupun konflik yang berkepanjangan. Menurut Cutlip, Center & Broom dalam Asep Saeful, pesan juga harus memerhatikan tujuh C yaitu : (Asep: 2015: 211)
a.       Courtesy : perhatian pada yang diajak bicara
b.      Concreteness : menghindari konsep abstrak
c.       Completeness : mengandung informasi yang relevan
d.      Correctness : benar dan akurat
e.       Conciseness : sederhana dan ringkas
f.       Clarity : jelas dan mudah dipahami
g.      Consideration : menimbang situasi dan kondisi

Menurut Klingeman dan Rommele dalam Asep Saeful menyebutkan bahwa saluran kampanye merupakan “Segala bentuk media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak.” (Asep, 2015: 211) Saluran kampanye selain dari petisi yang telah dibahas sebelumnya, tanggapan Presiden RI dalam Twitter sebagai media sosial yang digunakan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat untuk menghindari polemik yang berkelanjutan. http://www.bintang.com/lifestyle/read/2392979/setelah-jokowi-beri-tanggapan-jonan-cabut-larangan-ojek-online

Saat ini evaluasi dari kampanye belum mendapatkan titik terang sebab http://video.metrotvnews.com/play/2015/12/18/461689/ignatius-jonan-surat-yang-saya-keluarkan-bukan-pelarang Ignasius Jonan menyatakan bahwa saat ini transportasi online dapat beroperasi secara normal selama masa transisi hingga Presiden RI membantu merevisi UU untuk standar keamanan roda dua.






















BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Berdasarkan pada bab II pembahasan, maka bisa ditarik kesimpulan pada bab III ini, untuk mengatasi pada bab I pendahuluan bahwa Perencanaan Strategis Public Relations atas kontroversi transportasi online adalah dengan menggunakan kampanye melalui situs Change.org dan media social Twitter.

Perencanaan (planning) adalah proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengantisipasi kecenderungan pada masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi (perusahaan). (Asep : 2015: 193)

Mendapat dukungan dari masyarakat hingga perhatian dari Presiden RI, kampanye pada dasarnya memiliki aspek sebagai berikut : (Asep, 2015: 209)
a.       Awareness : menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat / khalayak tertentu terhadap permasalahan tertentu
b.      Attitude : menumbuhkan rasa suka dan peduli serta mendukung masalah yang dihadapi
c.       Action : melakukan tindakan nyata, berbuat sesuatu untuk mengatasi suatu permasalahan

Tolakan masyarakat hingga permintan tinjauan ulang atas larangan tersebut menandakan bahwa meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap negara RI sehingga Presiden RI menindaklanjuti dengan segera juga adalah pembentukan citra yang perlu dipuji atas serentaknya respon yang mendukung produk buatan dalam negeri.

3.2     Saran
Dalam berinteraksi terutama berkomunikasi, manusia sebagai makhluk sosial pasti akan mengalami konflik seperti kesalahpahaman atas berbagai persepsi yang timbul. Seorang public relations memiliki peran yang penting bagi perusahaan. Public relations dituntut untuk menjembatani antara perusahaan dan publik agar terwujudnya hubungan yang harmonis dan tercapainya tujuan perusahaan yang diinginkan.

Berdasarkan Gardberg dalam Keith “Nominasi positif oleh perusahaan lain (perusahaan dianggap memiliki reputasi baik) diberikan untuk perusahaan dengan merk perusahaan yang kuat dan sering diidentifikasi memiliki anak perusahaan dengan nama yang sama. Perolehan keuntungan dari visibilitas menyampaikan kepada asosiasi sejarah yang diciptakan dalam pikiran publik melalui komunikasi strategis. Asosiasi negatif terhadap mega-merk yang namanya bersinonim dengan ‘krisis’ menunjukkan adanya ketidakmampuan perusahaan-perusahaan dalam menyesuaikan dengan persepsi publik.” (Keith, 2013: 63)

Seharusnya perusahaan transportasi online bisa menanggapi atas keputusan yang dikeluarkan oleh Dirjen Perhubungan (Djoko Sasono) dan Menteri Perhubungan (Ignasius Jonan). Dengan memberi sedikit ulasan mengenai kinerja pelayanan yang diberikan selama ini kepada masyarakat, diharapkan dapat membuat Presiden RI tidak perlu turun langsung atas perihal yang dikeluarkan secara sepihak tersebut. Sebab mempengaruhi citra negara RI atas beberapa masalah yang sedang terekspos belakangan ini.

Menurut Fombrun dalam Keith “Perusahaan-perusahaan yang dihargai dengan baik oleh masyarakat membangun reputasi mereka dengan mengembangkan praktik-praktik yang mengintegrasikan pertimbangan sosial dan ekonomi ke dalam strategi kompetitif mereka. Mereka tidak sekedar melakukan hal-hal secara baik, tetapi melakukan hal-hal dengan benar. Dalam melakukannya mereka berlaku sebagaiman warga negara yang baik. Mereka mengawali kebijakan yang mencerminkan nilai-nilai inti, yang mempertimbangkan kesejahteraan bersama dari para investor, pelanggan dan karyawan, yang mendorong lahirnya kepedulian terhadap pengembangan masyarakat lokal, yang menjamin kualitas dan stabilitas lingkungan teknologi, barang serta jasa.” (Keith, 2013: 62)
























DAFTAR PUSTAKA

Butterick, Keith. 2013. Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.
Sule, Ernie Trisnawati dan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.

DAFTAR MODUL

Manajemen Strategis Public Relations            : Endri Listiani, S.IP. M.Si.
Pembentukan Citra                                         : Endri Listiani, S.IP. M.Si.
Perencanaan Strategis Public Relations          : Endri Listiani, S.IP. M.Si.

DAFTAR SUMBER INTERNET