Thursday, 31 March 2016

Peran Serta Individu Dalam Mewujudkan Iklim Komunikasi Organisasi Yang Kondusif


KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan penulis ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya. Terima kasih juga dihaturkan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat selesai tepat waktu. Pada kesempatan ini, penulis akan membahas materi tentang Peran Serta Individu Dalam Mewujudkan Iklim Komunikasi Organisasi Yang Kondusif dari mata kuliah Komunikasi Organisasi yang dibimbing oleh Ibu Dra. Isparwati Asri, M.Si.
            Dalam pengembangan suatu organisasi apapun bentuknya, proses komunikasi memiliki peran yang sangat penting. Tidak ada organisasi tanpa komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral (berkesinambungan) dari organisasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antarorang atau antarbagian dalam organisasi. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, dimana komunikasi dapat menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim dan penerima informasi pada semua tingkatan dalam organisasi. Selain itu, komunikasi mampu membangun alur informasi untuk membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat dalam organisasi tersebut.
            Iklim Komunikasi dan Organisasi memiliki hubungan yang sangat berkaitan karena proses organisasi tidak bisa berjalan secara efektif dan efisien tanpa keselarasan dari keduanya. Iklim Komunikasi dan Organisasi perlu mendapat perhatian dari seorang pimpinan organisasi karena sedikit banyak ikut mempengaruhi kinerja kerja karyawan. Untuk menciptakan iklim komunikasi dan organisasi yang baik, seorang pimpinan dalam organisasi harus mengamati tingkah laku karyawan dan memahami keadaan karyawan tersebut.
Semoga pembahasan tentang Peran Serta Individu Dalam Mewujudkan Iklim Komunikasi Organisasi Yang Kondusif ini dapat menambah pengetahuan. Dalam tugas ini, penulis sadar bahwa pembahasan ini masih jauh dari sempurna dan ada kekurangan yang diharapkan saran dan kritik dari pembaca budiman untuk membantu mengoreksinya. Mohon maaf juga dihaturkan apabila ada terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Terima kasih

Jakarta, 13 December 2015




Penulis




















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
BAB II : PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Iklim Komunikasi dan Iklim Organisasi
2.2  Peran Individu dalam Komunikasi Organisasi
2.3  Fungsi Komunikasi terhadap Iklim Organisasi
BAB III : PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran
DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Komunikasi memiliki peran yang sangat penting di semua bidang, baik itu individu maupun organisasi. Komunikasi merupakan hubungan timbal-balik. Komunikasi tidak hanya sebagai penyampai pesan, tetapi komunikasi juga bisa merespon (feedback) terhadap informasi yang telah diterima. Komunikasi dalam suatu organisasi sudah menjadi kebutuhan karena komunikasi selalu memainkan peran yang paling penting dalam pengambilan segala keputusan.

Setiap individu memiliki kepribadian, begitu pula dengan organisasi. Sebagaimana individu yang memiliki kepribadian yang menjadi karakteristiknya yang berbeda antara individu satu dengan lainnya. Demikian halnya dengan karakteristik organisasi yang menjadi pembeda dengan organisasi lainnya. Karakteristik organisasi ini menjadi ciri khas yang menjadi penanda sebuah organisasi. Dalam hal ini, sebagaimana individu, organisasi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat yang dimilikinya. Sifat-sifat inilah yang selanjutnya dapat digunakan untuk memperkirakan sikap dan perilaku individu yang ada dalam organisasi.

Pentingnya komunikasi dengan manusia adalah suatu hal yang tidak bisa dipungkiri manusia, begitu juga halnya dengan organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang komunikasi, pengetahuan dasar tentang organisasi sebagai suatu lingkungan yang berstruktur, berkarakteristik, serta memiliki fungsi tertentu adalah hal yang mendukung kelancaran komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi yang dimaksud ini adalah komunikasi dalam konteks yang kompleks. Dimana komunikasi organisasi tidak hanya melibatkan komunikasi kelompok, tetapi juga bentuk komunikasi individu (interpersonal dan intrapersonal).

Jika diibaratkan sebuah senter, maka iklim organisasi adalah lampunya sedangkan budaya organisasi adalah baterainya. Sangat jelas sekali senter itu tidak akan bisa menyala jika baterainya tidak ada. Demikian pula dengan organisasi, Iklim yang ada dalam organisasi sangat ditentukan oleh bagaimana budaya yang berkembang dalam organisasi tersebut.

Pentingnya komunikasi dalam hubungannya dengan pekerjaan dapat dilihat dengan banyaknya waktu yang digunakan untuk berkomunikasi dalam pekerjaan. Ibarat darah, komunikasi menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dalam tubuh (organisasi). Komunikasi yang baik dan bersahabat dapat tercipta dari iklim yang baik dan bersahabat pula.

Sebab itu, korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi tersebut.









BAB II
PEMBAHASAN

Riswandi mendefinisikan bahwa “Kata atau istilah komunikasi berasal dari Bahasa Latin, yaitu communications atau communicatio atau communicare yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama.” Lebih lanjut lagi, menurut Webster New Collogiate Dictionary “Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.” (Riswandi, 2013: 1)

Pengetahuan dasar tentang komunikasi saja belum memadai untuk memahami komunikasi organisasi dengan baik. Schein (1982) dalam Arni Muhammad berpendapat bahwa “Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Organisasi juga mempunyai karakteristik tertentu, yaitu mempunyai struktur, tujuan saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.” (Arni, 2014: 23)

Tanpa pengetahuan organisasi dirasa sukar untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam suatu organisasi. Goldhaber (1986) dalam Arni Muhammad menyampaikan bahwa “Komunikasi Organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.” (Arni, 2014: 67)

2.1   Pengertian Iklim Komunikasi dan Iklim Organisasi
Iklim merupakan suatu citra gabungan entitas atau fenomena global, seperti komunikasi atau organisasi dan kepuasan menggambarkan reaksi afektif individu atas hasil-hasil yang diinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi. (Poppy, 2013: 165)

Iklim organisasi juga menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji. Berdasarkan Tagiuri (1968) dalam Arni Muhammad mengatakan bahwa “Iklim Organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan.” (Arni, 2014: 82)

Iklim komunikasi mempengaruhi cara hidup dalam sebuah organisasi. Seperti berbicara kepada siapa, apa yang disukai, bagaimana sistem kerjanya, apa saja kegiatan kerja dalam organisasi tersebut, cara mengembangkan diri dalam organisasi, dan bagaimana perasaan serta perkembangannya. Denis dalam Arni Muhammad menyimpulkan bahwa “Iklim Komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi.” (Arni, 2014: 86)

Iklim komunikasi dan iklim organisasi memiliki hubungan yang erat karena iklim organisasi tanpa iklim komunikasi maka proses organisasi tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien. Dari Hillreiger dan Slocum dalam Poppy menambahkan bahwa “Iklim Komunikasi Organisasi adalah suatu set atribut organisasi, yang menyebabkan bagaimana berjalannya subsistem organisasi terhadap anggota dan lingkungannya.” (Poppy, 2013: 159)

2.2   Peran Individu dalam Komunikasi Organisasi
Iklim Komunikasi Organisasi memiliki peran yang sangat penting karena mengaitkan konsep-konsep, perasaan-perasaan, dan harapan-harapan anggota-anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi. (Poppy, 2013: 151-152)

Suatu iklim komunikasi berkembang dalam konteks organisasi. Oleh karena itu, iklim komunikasi jelas dipengaruhi oleh persepsi bagaimana baiknya aktivitas komunikasi dari suatu organisasi memuaskan tuntutan pribadi. Arni menjelaskan bahwa “Kepuasan komunikasi tidaklah terikat kepada konsep efektivitas pesan.” (Arni, 2014: 87)

Terdapat juga suatu variabel dalam organisasi yang memiliki peran yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan organisasi, yang walaupun sukar untuk ditentukan atau diuraikan secara seksama tetapi variabel itu ada, dan variabel tersebut biasanya diuraikan oleh perilaku orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.

Individu dalam organisasi memiliki karakter yang berbeda sehingga persepsi dalam segala hal pun berbeda pula. Untuk itu, penanganan dari organisasi terhadap individu harus beragam demi menghindari kesenjangan yang dapat timbul dari perbedaan asumsi setiap individu atas organisasi tersebut.

Pemahaman atas perilaku individu sangatlah penting. Orang yang tertarik untuk bergabung dalam suatu organisasi memiliki alasan yang beragam. Dengan mencoba untuk memahami perilaku individu yang lain seperti berpikir dulu sebelum bertindak atau menyetarakan persepsi dahulu agar komunikasi akan berlangsung secara tepat.

Schrank dalam Poppy menggambarkan percakapan informal sebagai penghilang kebosanan dan berpendapat bahwa walaupun pekerjaan itu sendiri sangat penting bagi komunitas lingkungan kerja, hal yang paling diabaikan oleh orang-orang yang suka mengamati masalah-masalah komunitas lingkungan kerja adalah sifat dasar hubungan antar manusia. Seperti kebiasaan mengucapkan salam, istirahat sejenak untuk minum kopi, bercanda dan bercakap-cakap tentang banyak hal merupakan cara-cara penting sebuah komunitas dalam memelihara dirinya. (Poppy, 2014: 168)

Iklim organisasi memberikan kekuatan lingkungan yang dapat mempengaruhi organisasi. Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut. Oleh sebab itu, jika iklimnya baik maka secara otomatis para karyawan akan terdorong dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi organisasinya (perusahaan).


Iklim Komunikasi Organisasi merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting di dalam kehidupan suatu organisasi. Lanjutnya Redding (1972) dalam Poppy Ruliana menyatakan bahwa “Iklim Komunikasi Organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau teknik-teknik komunikasi, semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif.” (Poppy, 2013: 160)

2.3   Fungsi Komunikasi terhadap Iklim Organisasi
Komunikasi yang baik dapat tercipta melalui iklim komunikasi yang baik juga. Apabila komunikasi dalam suatu organisasi itu baik dan bersahabat, diharapkan keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan dalam organisasi.

Komunikasi mempunyai andil dalam membangun iklim organisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Iklim organisasi yang baik bisa dilihat dari tingkah laku setiap orang, hubungan kerja sama yang baik dari setiap anggotanya, penataan susunan organisasi secara rapi dan sistematis prosedur kerja dalam organisasi tersebut.

Komunikasi bagi pimpinan merupakan aspek pekerjaan yang penting sebagai bagian dari fungsi organisasi. Dalam beberapa situasi di dalam organisasi, kadangkala muncul sebuah pernyataan di antara anggota organisasi, apa yang kita dapat adalah kegagalan komunikasi. Pernyataan tersebut mempunyai arti bagi masing-masing anggota organisasi, dan menjelaskan bahwa yang menjadi masalah dasar adalah komunikasi, karena kemacetan atau kegagalan komunikasi dapat terjadi antar individu, antarpribadi dalam kelompok, atau antar kelompok dalam organisasi.

Menurut Redding (1989) dalam Arni Muhammad menyebutkan bahwa “Kepuasan komunikasi organisasi adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan.” (Arni, 2014: 87)

Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan pada anggota bahwa organisasi tersebut percaya dan memberi kebebasan dalam mengambil resiko serta memperhatikan keaktifan anggota dalam keterlibatannya demi meningkatkan pekerjaan bermutu tinggi. Iklim organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk mengutarakan kepentingannya dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan tindakan balasan dan sorotan perhatian. Ketidakpuasan itu dapat ditangani secara positif dan bijaksana.

Dimensi komunikasi organisasi mencakup pula komunikasi antar pribadi. Efektivitas komunikasi antarpribadi sangat tergantung pada pribadi penerima maupun pengirim pesan seperti yang dijelaskan berikut ini : (De Vito, 2011: 44-46)
1.  Keterbukaan, mencakup aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang lain, dan keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimulus yang datang kepadanya
2.  Empati, yaitu merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain atau mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain
3.  Dukungan, adakalanya perlu diucapkan namun dapat juga tidak diucapkan
4.  Kepositifan, mencakup adanya perhatian yang positif terhadap diri seseorang, suatu perasaan positif itu dikomunikasikan, dan mengefektifkan kerjasama
5.  Kesamaan, mencakup kesamaan suasana dan kedudukan antara orang-­orang yang berkomunikasi.

Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seseorang tentang apa yang telah diberikan oleh organisasi, dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi. Batasan pengertian iklim organisasi itu bisa dilihat dalam dimensi iklim organisasi.

Oleh sebab itu, keterampilan berkomunikasi memiliki arti penting dalam kehidupan organisasi. Orang yang tertarik untuk bergabung dalam suatu organisasi memilki alasan yang beragam. Ada yang karena alasan profit, tuntutan profesi, penyebaran ideologi maupun pemenuhan kebutuhan sosial.

Hubungan yang hangat dan ramah sangat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Proses komunikasi yang dilakukan setiap hari berfungsi untuk memupuk dan memelihara hubungan kita dengan lingkungan.

Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Arni mengembangkan bahwa “Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka dan santai. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.

Adanya struktur organisasi memiliki banyak badan dan letak yang berbeda-beda membuat koordinasi dalam organisasi memerlukan sistem komunikasi yang baik. Jadi, iklim komunikasi dalam organisasi (perusahaan) mempunyai konsekuensi penting bagi pergantian dan masa kerja karyawan dalam organisasi. (Poppy, 2013: 161)

Sedangkan dilihat dari titik acuan penilaiannya, terdapat tiga tipe kriteria pengukuran prestasi yang saling berbeda menurut Poppy, yakni : (Poppy, 2014: 147)
a.    Pengukuran kinerja berdasarkan hasil. Tipe kriteria prestasi ini merumuskan pekerjaan berdasarkan pencapaian tujuan organisasi, atau pengukuran hasil akhir (end result)
b.    Pengukuran kinerja berdasarkan perilaku. Tipe kriteria prestasi ini mengukur sarana pencapaian sasaran, dan bukannya hasil akhir. Jenis kriteria ini biasanya dikenal dengan BARS (Behaviorally Anchored Rating Scales), dibuat dari “critical incidents” yang terkait dengan berbagai dimensi kerja
c.    Pengukuran kinerja berdasarkan “judgement”. Tipe kriteria prestasi ini yang mengukur prestasi berdasarkan deskripsi perilaku tertentu (specific) yaitu jumlah yang dilakukan (quantity of work), luasnya pengetahuan tentang pekerjaan (job knowledge), kesediaan (cooperation), kepribadian, kepemimpinan (personal qualities).

Dengan mengetahui sesuatu mengenai iklim suatu organisasi, akan dapat memahami dengan lebih baik apa yang mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu. Dimana, iklim muncul dari dan didukung praktek-praktek komunikasi.








BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
Berdasarkan pada bab II pembahasan, maka bisa ditarik kesimpulan pada bab III ini, untuk mengatasi pada bab I pendahuluan bahwa peran serta individu dalam mewujudkan komunikasi organisasi yang kondusif adalah dengan tingkah laku pimpinan sebagai acuan untuk mengarahkan karyawannya kepada pencapaian tujuan organisasi dan menjelaskan jalan untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh seperti menganalisa tingkat keterampilan tenaga kerja yang dapat dikembangkan guna memajukan organisasi (perusahaan) atau mengenali sistem secara keseluruhan demi mencocokkan sistem yang lebih luas.

Dari perbedaan yang disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh motivasi dan kemampuan (skill) serta kondisi fisiknya. Berikut enam kriteria primer menurut Bernadin dan Russel dalam Poppy yang digunakan untuk mengukur kinerja : (Poppy, 2014: 147-148)
a.    Quality, yakni tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan
b.    Quantity, yakni jumlah yang dihasilkan. Misalkan jumlah rupiah, jumlah unit, jumlah siklus, dan kegiatan yang telah diselesaikan.
c.    Timeliness, yakni tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan memerhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain
d.    Cost effectiviness, yakni tingkat sejauh mana penggunaan daya organisasi dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya
e.    Need for supervisor, yakni tingkat sejauh mana seorang pejabat dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan.

Pimpinan sebagai orang yang bertanggung jawab dalam organisasi dapat memberikan kontribusi dalam membangkitkan iklim komunikasi yang baik dalam organisasinya. Berikut tanggung jawab pimpinan dalam membantu karyawan mencapai kepuasan secara tidak langsung : (Arni, 2014: 91)
a.    Semua pimpinan haruslah menetapkan tujuan bagi karyawan-karyawannya
b.    Semua pimpinan haruslah melatih karyawannya dan membantu mereka menjadi lebih efektif dalam pekerjaannya
c.    Semua pimpinan haruslah meninjau kemajuan karyawannya dalam bentuk hasil dan tujuan yang telah dicapainya dan tidak menghargai aktivitas atau kegagalan mereka tetapi hasil nyata dari tujuan mereka
d.    Semua pimpinan hendak memberikan bimbingan
e.    Semua pimpinan hendak menggunakan metode baru dalam kelompok dan bidang mereka untuk membuat anggota kelompok terus-menerus menjadi lebih efektif
f.     Semua pimpinan hendak membuat perencanaan untuk masa mendatang
g.    Semua pimpinan harus mengembangkan kemampuan orang-orangnya
h.    Bila menghargai prestasi karyawan, pimpinan hendaklah menggunakan standar sosial dan finansial yang mereka telah tetapkan untuk karyawan.

Keterampilan dan sikap dalam berkomunikasi akan sangat menentukan bagaimana pengembangan kualitas karyawan dalam suatu organisasi. Terutama dalam membentuk jaringan kemitraan dengan stakeholder. Jaringan kemitraan yang kuat dan saling menguntungkan diperoleh dari kerjasama anggota tim yang saling melayani. Pimpinan yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan memadai dapat menyelesaikan berbagai masalah di lapangan.

3.2   Saran
Peran serta individu dalam mewujudkan komunikasi organisasi yang kondusif sebaiknya adalah dengan memberikan kebebasan bertanggung jawab pada setiap individu (karyawan). Dalam konteks ini dapat dipahami bahwa individu berhak mengeluarkan suara (aspirasinya) sebagai bentuk dihargai dari organisasi (perusahaan). Namun tetap dalam batasan yaitu sopan dan logis (masuk akal) serta melalui aturan (sistematis) yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Sebab, organisasi sebagai wadah tempat berkumpulnya individu untuk mencapai tujuan organisasi sangat bergantung pada bagaimana berbagai asumsi, perilaku dan keyakinan individu terhadap organisasi. Jadi, setiap individu dapat menyumbangkan ide atau kritik pada organisasi. Akan tetapi setiap individu harus juga memiliki tenggang rasa (legowo) terhadap suara yang tidak direalisasikan secara langsung atau tidak bisa direspon segera oleh organisasi.

Begitu pula dengan iklim organisasi, hal lain yang penting dalam keberlangsungan suatu organisasi. Ketika iklim organisasi tidak kondusif maka dapat dipastikan kepuasan kerja setiap individu akan sulit diwujudkan. Sebab itu, seorang pemimpin harus mampu memperhatikan setiap tingkah laku karyawan untuk menjaga iklim organisasi yang kondusif demi terwujudnya tujuan organisasi yang ingin dicapai.

Komunikasi organisasi yang mendukung dapat menumbuhkan iklim organisasi yang mendukung pula sehingga dapat meningkatkan kepuasan karyawan. Kualitas dari komunikasi antar anggota organisasi memberi pengaruh bagi efektivitas organisasi, karena iklim dapat mempengaruhi usaha anggota organisasi dalam menciptakan organisasi yang efektif dan efisien.



















DAFTAR PUSTAKA

DeVito, Joseph A.2011.Komunikasi Antarpribadi.Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group
Muhammad, Arni. 2014. Komunikasi Organisasi : Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Bumi Aksara.
Riswandi. 2013. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ruliana, Poppy. 2014. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2014. Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Kerja Perusahaan. Bandung: Rosdakarya


No comments:

Post a Comment