KATA PENGANTAR
Puji
syukur dipanjatkan penulis ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia yang telah diberikan oleh-Nya. Terima kasih juga dihaturkan kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat selesai tepat waktu.
Pada kesempatan ini, penulis akan membahas materi tentang Peran Serta Individu Dalam Mewujudkan
Iklim Komunikasi Organisasi Yang Kondusif
dari mata kuliah Komunikasi Organisasi yang dibimbing oleh Ibu Dra. Isparwati Asri, M.Si.
Dalam pengembangan suatu organisasi
apapun bentuknya, proses komunikasi memiliki peran yang sangat penting. Tidak
ada organisasi tanpa komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral
(berkesinambungan) dari organisasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan
antarorang atau antarbagian dalam organisasi. Efektivitas organisasi terletak
pada efektivitas komunikasi, dimana komunikasi dapat menghasilkan pemahaman
yang sama antara pengirim dan penerima informasi pada semua tingkatan dalam organisasi.
Selain itu, komunikasi mampu membangun alur informasi untuk membangkitkan
kinerja orang-orang yang terlibat dalam organisasi tersebut.
Iklim Komunikasi dan Organisasi memiliki
hubungan yang sangat berkaitan karena proses organisasi tidak bisa berjalan
secara efektif dan efisien tanpa keselarasan dari keduanya. Iklim Komunikasi
dan Organisasi perlu mendapat perhatian dari seorang pimpinan organisasi karena
sedikit banyak ikut mempengaruhi kinerja kerja karyawan. Untuk menciptakan
iklim komunikasi dan organisasi yang baik, seorang pimpinan dalam organisasi
harus mengamati tingkah laku karyawan dan memahami keadaan karyawan tersebut.
Semoga pembahasan tentang Peran Serta Individu Dalam
Mewujudkan Iklim Komunikasi Organisasi Yang Kondusif ini dapat menambah
pengetahuan. Dalam tugas ini, penulis sadar bahwa pembahasan ini masih jauh
dari sempurna dan ada kekurangan yang diharapkan saran dan kritik dari pembaca budiman
untuk membantu mengoreksinya. Mohon maaf juga dihaturkan apabila ada terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Terima kasih
Jakarta, 13 December
2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iklim Komunikasi dan Iklim
Organisasi
2.2 Peran Individu dalam Komunikasi
Organisasi
2.3 Fungsi Komunikasi terhadap Iklim
Organisasi
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Komunikasi
memiliki peran yang sangat penting di semua bidang, baik itu individu maupun
organisasi. Komunikasi merupakan hubungan timbal-balik. Komunikasi tidak hanya
sebagai penyampai pesan, tetapi komunikasi juga bisa merespon (feedback)
terhadap informasi yang telah diterima. Komunikasi dalam suatu organisasi sudah
menjadi kebutuhan karena komunikasi selalu memainkan peran yang paling penting
dalam pengambilan segala keputusan.
Setiap
individu memiliki kepribadian, begitu pula dengan organisasi. Sebagaimana
individu yang memiliki kepribadian yang menjadi karakteristiknya yang berbeda
antara individu satu dengan lainnya. Demikian halnya dengan karakteristik
organisasi yang menjadi pembeda dengan organisasi lainnya. Karakteristik
organisasi ini menjadi ciri khas yang menjadi penanda sebuah organisasi. Dalam
hal ini, sebagaimana individu, organisasi dapat digolongkan sesuai dengan
sifat-sifat yang dimilikinya. Sifat-sifat inilah yang selanjutnya dapat
digunakan untuk memperkirakan sikap dan perilaku individu yang ada dalam organisasi.
Pentingnya komunikasi
dengan manusia adalah suatu hal yang tidak bisa dipungkiri manusia, begitu juga
halnya dengan organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang komunikasi,
pengetahuan dasar tentang organisasi sebagai suatu lingkungan yang berstruktur,
berkarakteristik, serta memiliki fungsi tertentu adalah hal yang mendukung
kelancaran komunikasi organisasi. Komunikasi
organisasi yang dimaksud ini adalah komunikasi dalam konteks yang kompleks.
Dimana komunikasi organisasi tidak hanya melibatkan komunikasi kelompok, tetapi
juga bentuk komunikasi individu (interpersonal dan intrapersonal).
Jika
diibaratkan sebuah senter, maka iklim organisasi adalah lampunya sedangkan
budaya organisasi adalah baterainya. Sangat jelas sekali senter itu tidak akan
bisa menyala jika baterainya tidak ada. Demikian pula dengan organisasi, Iklim
yang ada dalam organisasi sangat ditentukan oleh bagaimana budaya yang
berkembang dalam organisasi tersebut.
Pentingnya
komunikasi dalam hubungannya dengan pekerjaan dapat dilihat dengan banyaknya
waktu yang digunakan untuk berkomunikasi dalam pekerjaan. Ibarat darah,
komunikasi menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dalam tubuh (organisasi).
Komunikasi yang baik dan bersahabat dapat tercipta dari iklim yang baik dan bersahabat
pula.
Sebab
itu, korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai
tujuan organisasi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Riswandi mendefinisikan
bahwa “Kata atau istilah komunikasi berasal
dari Bahasa Latin, yaitu communications atau communicatio atau communicare yang
berarti berbagi atau menjadi milik bersama.” Lebih lanjut lagi, menurut
Webster New Collogiate Dictionary “Komunikasi
adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem
lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.” (Riswandi, 2013: 1)
Pengetahuan dasar
tentang komunikasi saja belum memadai untuk memahami komunikasi organisasi
dengan baik. Schein (1982) dalam Arni Muhammad berpendapat bahwa “Organisasi adalah suatu koordinasi rasional
kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian
pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Organisasi
juga mempunyai karakteristik tertentu, yaitu mempunyai struktur, tujuan saling
berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi
manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.”
(Arni, 2014: 23)
Tanpa pengetahuan
organisasi dirasa sukar untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam
suatu organisasi. Goldhaber (1986) dalam Arni Muhammad menyampaikan bahwa “Komunikasi Organisasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling
tergantung satu satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau
yang selalu berubah-ubah.” (Arni, 2014: 67)
2.1
Pengertian
Iklim Komunikasi dan Iklim Organisasi
Iklim merupakan suatu
citra gabungan entitas atau fenomena global, seperti komunikasi atau organisasi
dan kepuasan menggambarkan reaksi afektif individu atas hasil-hasil yang
diinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi. (Poppy,
2013: 165)
Iklim organisasi juga
menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji. Berdasarkan Tagiuri (1968) dalam
Arni Muhammad mengatakan bahwa “Iklim
Organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal
organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku
mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik
tertentu dari lingkungan.” (Arni, 2014: 82)
Iklim komunikasi
mempengaruhi cara hidup dalam sebuah organisasi. Seperti berbicara kepada
siapa, apa yang disukai, bagaimana sistem kerjanya, apa saja kegiatan kerja
dalam organisasi tersebut, cara mengembangkan diri dalam organisasi, dan
bagaimana perasaan serta perkembangannya. Denis dalam Arni Muhammad
menyimpulkan bahwa “Iklim Komunikasi sebagai
kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal
organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan
hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi.” (Arni,
2014: 86)
Iklim komunikasi dan
iklim organisasi memiliki hubungan yang erat karena iklim organisasi tanpa
iklim komunikasi maka proses organisasi tidak akan berjalan dengan efektif dan
efisien. Dari Hillreiger dan Slocum dalam Poppy menambahkan bahwa “Iklim Komunikasi Organisasi adalah suatu set
atribut organisasi, yang menyebabkan bagaimana berjalannya subsistem organisasi
terhadap anggota dan lingkungannya.” (Poppy, 2013: 159)
2.2
Peran Individu dalam Komunikasi Organisasi
Iklim Komunikasi
Organisasi memiliki peran yang sangat penting karena mengaitkan konsep-konsep,
perasaan-perasaan, dan harapan-harapan anggota-anggota organisasi dan membantu
menjelaskan perilaku anggota organisasi. (Poppy, 2013: 151-152)
Suatu iklim komunikasi
berkembang dalam konteks organisasi. Oleh karena itu, iklim komunikasi jelas
dipengaruhi oleh persepsi bagaimana baiknya aktivitas komunikasi dari suatu
organisasi memuaskan tuntutan pribadi. Arni menjelaskan bahwa “Kepuasan komunikasi tidaklah terikat kepada
konsep efektivitas pesan.” (Arni, 2014: 87)
Terdapat
juga suatu variabel dalam organisasi yang memiliki peran yang sangat menentukan
dalam pencapaian tujuan organisasi, yang walaupun sukar untuk ditentukan atau
diuraikan secara seksama tetapi variabel itu ada, dan variabel tersebut
biasanya diuraikan oleh perilaku orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.
Individu
dalam organisasi memiliki karakter yang berbeda sehingga persepsi dalam segala
hal pun berbeda pula. Untuk itu, penanganan dari organisasi terhadap individu
harus beragam demi menghindari kesenjangan yang dapat timbul dari perbedaan
asumsi setiap individu atas organisasi tersebut.
Pemahaman
atas perilaku individu sangatlah penting. Orang yang tertarik untuk bergabung
dalam suatu organisasi memiliki alasan yang beragam. Dengan mencoba untuk
memahami perilaku individu yang lain seperti berpikir dulu sebelum bertindak
atau menyetarakan persepsi dahulu agar komunikasi akan berlangsung secara
tepat.
Schrank dalam Poppy
menggambarkan percakapan informal sebagai penghilang kebosanan dan berpendapat
bahwa walaupun pekerjaan itu sendiri sangat penting bagi komunitas lingkungan
kerja, hal yang paling diabaikan oleh orang-orang yang suka mengamati
masalah-masalah komunitas lingkungan kerja adalah sifat dasar hubungan antar
manusia. Seperti kebiasaan mengucapkan salam, istirahat sejenak untuk minum
kopi, bercanda dan bercakap-cakap tentang banyak hal merupakan cara-cara
penting sebuah komunitas dalam memelihara dirinya. (Poppy, 2014: 168)
Iklim organisasi
memberikan kekuatan lingkungan yang dapat mempengaruhi organisasi. Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di dalam
organisasi atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut. Oleh
sebab itu, jika iklimnya baik maka secara otomatis para karyawan akan terdorong
dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi organisasinya (perusahaan).
Iklim Komunikasi
Organisasi merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting di dalam
kehidupan suatu organisasi. Lanjutnya Redding (1972) dalam Poppy Ruliana
menyatakan bahwa “Iklim Komunikasi
Organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau teknik-teknik
komunikasi, semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif.”
(Poppy, 2013: 160)
2.3
Fungsi Komunikasi terhadap Iklim Organisasi
Komunikasi
yang baik dapat tercipta melalui iklim komunikasi yang baik juga. Apabila komunikasi dalam suatu
organisasi itu baik dan bersahabat, diharapkan keadaan tersebut akan berpengaruh
terhadap peningkatan kinerja karyawan dalam organisasi.
Komunikasi
mempunyai andil dalam membangun iklim organisasi, yaitu nilai dan kepercayaan
yang menjadi titik pusat organisasi. Iklim organisasi yang baik bisa dilihat
dari tingkah laku setiap orang, hubungan kerja sama yang baik dari setiap
anggotanya, penataan susunan organisasi secara rapi dan sistematis prosedur
kerja dalam organisasi tersebut.
Komunikasi
bagi pimpinan merupakan aspek pekerjaan yang penting sebagai bagian dari fungsi
organisasi. Dalam beberapa situasi di dalam
organisasi, kadangkala muncul sebuah pernyataan di antara anggota organisasi,
apa yang kita dapat adalah kegagalan komunikasi. Pernyataan tersebut mempunyai
arti bagi masing-masing anggota organisasi, dan menjelaskan bahwa yang menjadi
masalah dasar adalah komunikasi, karena kemacetan atau kegagalan komunikasi
dapat terjadi antar individu, antarpribadi dalam kelompok, atau antar kelompok
dalam organisasi.
Menurut Redding
(1989) dalam Arni Muhammad menyebutkan bahwa “Kepuasan komunikasi organisasi adalah semua tingkat kepuasan seorang
karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan.” (Arni,
2014: 87)
Perlu
diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Iklim
komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi
untuk menunjukkan pada anggota bahwa organisasi tersebut percaya dan memberi
kebebasan dalam mengambil resiko serta memperhatikan keaktifan anggota dalam
keterlibatannya demi meningkatkan pekerjaan bermutu tinggi. Iklim organisasi
yang terbuka memacu karyawan untuk mengutarakan kepentingannya dan
ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan tindakan balasan dan sorotan
perhatian. Ketidakpuasan itu dapat ditangani secara positif dan bijaksana.
Dimensi komunikasi organisasi mencakup pula komunikasi
antar pribadi. Efektivitas komunikasi antarpribadi sangat tergantung pada
pribadi penerima maupun pengirim pesan seperti yang dijelaskan berikut ini : (De
Vito, 2011: 44-46)
1. Keterbukaan,
mencakup aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi
dengan orang lain, dan keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimulus
yang datang kepadanya
2. Empati,
yaitu merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain atau mencoba
merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain
3. Dukungan,
adakalanya perlu diucapkan namun dapat juga tidak diucapkan
4. Kepositifan,
mencakup adanya perhatian yang positif terhadap diri seseorang, suatu perasaan
positif itu dikomunikasikan, dan mengefektifkan kerjasama
5. Kesamaan,
mencakup kesamaan suasana dan kedudukan antara orang-orang yang berkomunikasi.
Iklim
organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seseorang tentang
apa yang telah diberikan oleh organisasi, dan dijadikan dasar bagi penentuan
tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim ditentukan oleh seberapa baik anggota
diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi. Batasan pengertian iklim
organisasi itu bisa dilihat dalam dimensi iklim organisasi.
Oleh
sebab itu, keterampilan berkomunikasi memiliki arti penting dalam kehidupan
organisasi. Orang yang tertarik
untuk bergabung dalam suatu organisasi memilki alasan yang beragam. Ada yang
karena alasan profit, tuntutan profesi, penyebaran ideologi maupun pemenuhan
kebutuhan sosial.
Hubungan
yang hangat dan ramah sangat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Proses komunikasi yang dilakukan setiap hari
berfungsi untuk memupuk dan memelihara hubungan kita dengan lingkungan.
Iklim organisasi
dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan
berkomunikasi. Arni mengembangkan bahwa “Iklim
komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi
berkomunikasi secara terbuka dan santai. Sedangkan iklim yang negatif
menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa
persaudaraan.”
Adanya struktur
organisasi memiliki banyak badan dan letak yang berbeda-beda membuat koordinasi
dalam organisasi memerlukan sistem komunikasi yang baik. Jadi, iklim komunikasi
dalam organisasi (perusahaan) mempunyai konsekuensi penting bagi pergantian dan
masa kerja karyawan dalam organisasi. (Poppy, 2013: 161)
Sedangkan dilihat
dari titik acuan penilaiannya, terdapat tiga tipe kriteria pengukuran prestasi
yang saling berbeda menurut Poppy, yakni : (Poppy, 2014: 147)
a. Pengukuran kinerja berdasarkan hasil. Tipe kriteria
prestasi ini merumuskan pekerjaan berdasarkan pencapaian tujuan organisasi,
atau pengukuran hasil akhir (end result)
b. Pengukuran kinerja berdasarkan perilaku. Tipe kriteria
prestasi ini mengukur sarana pencapaian sasaran, dan bukannya hasil akhir.
Jenis kriteria ini biasanya dikenal dengan BARS (Behaviorally Anchored Rating Scales), dibuat dari “critical incidents” yang terkait dengan
berbagai dimensi kerja
c. Pengukuran kinerja berdasarkan “judgement”. Tipe kriteria prestasi ini yang mengukur prestasi
berdasarkan deskripsi perilaku tertentu (specific)
yaitu jumlah yang dilakukan (quantity of
work), luasnya pengetahuan tentang pekerjaan (job knowledge), kesediaan (cooperation),
kepribadian, kepemimpinan (personal
qualities).
Dengan mengetahui
sesuatu mengenai iklim suatu organisasi, akan dapat memahami dengan lebih baik
apa yang mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu.
Dimana, iklim muncul dari dan didukung praktek-praktek komunikasi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan pada bab II pembahasan, maka
bisa ditarik kesimpulan pada bab III ini, untuk mengatasi pada bab I
pendahuluan bahwa peran serta individu dalam mewujudkan komunikasi organisasi
yang kondusif adalah dengan tingkah laku pimpinan sebagai acuan untuk
mengarahkan karyawannya kepada pencapaian tujuan organisasi dan menjelaskan
jalan untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh seperti menganalisa tingkat
keterampilan tenaga kerja yang dapat dikembangkan guna memajukan organisasi (perusahaan)
atau mengenali sistem secara keseluruhan demi mencocokkan sistem yang lebih
luas.
Dari perbedaan yang disampaikan di atas
dapat disimpulkan bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh motivasi dan
kemampuan (skill) serta kondisi
fisiknya. Berikut enam kriteria primer menurut Bernadin dan Russel dalam Poppy
yang digunakan untuk mengukur kinerja : (Poppy, 2014: 147-148)
a. Quality, yakni tingkat sejauh mana proses atau
hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang
diharapkan
b. Quantity, yakni jumlah yang dihasilkan. Misalkan
jumlah rupiah, jumlah unit, jumlah siklus, dan kegiatan yang telah
diselesaikan.
c. Timeliness,
yakni tingkat sejauh
mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan
memerhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan
lain
d. Cost
effectiviness, yakni
tingkat sejauh mana penggunaan daya organisasi dimaksimalkan untuk mencapai
hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber
daya
e. Need
for supervisor, yakni
tingkat sejauh mana seorang pejabat dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan.
Pimpinan sebagai orang yang bertanggung
jawab dalam organisasi dapat memberikan kontribusi dalam membangkitkan iklim
komunikasi yang baik dalam organisasinya. Berikut tanggung jawab pimpinan dalam
membantu karyawan mencapai kepuasan secara tidak langsung : (Arni, 2014: 91)
a. Semua pimpinan haruslah menetapkan
tujuan bagi karyawan-karyawannya
b. Semua pimpinan haruslah melatih
karyawannya dan membantu mereka menjadi lebih efektif dalam pekerjaannya
c. Semua pimpinan haruslah meninjau
kemajuan karyawannya dalam bentuk hasil dan tujuan yang telah dicapainya dan
tidak menghargai aktivitas atau kegagalan mereka tetapi hasil nyata dari tujuan
mereka
d. Semua pimpinan hendak memberikan
bimbingan
e. Semua pimpinan hendak menggunakan metode
baru dalam kelompok dan bidang mereka untuk membuat anggota kelompok
terus-menerus menjadi lebih efektif
f. Semua pimpinan hendak membuat
perencanaan untuk masa mendatang
g. Semua pimpinan harus mengembangkan
kemampuan orang-orangnya
h. Bila menghargai prestasi karyawan,
pimpinan hendaklah menggunakan standar sosial dan finansial yang mereka telah
tetapkan untuk karyawan.
Keterampilan dan sikap dalam
berkomunikasi akan sangat menentukan bagaimana pengembangan kualitas karyawan
dalam suatu organisasi. Terutama dalam membentuk jaringan kemitraan dengan stakeholder.
Jaringan kemitraan yang kuat dan saling menguntungkan diperoleh dari kerjasama anggota
tim yang saling melayani. Pimpinan yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan
memadai dapat menyelesaikan berbagai masalah di lapangan.
3.2
Saran
Peran serta individu dalam mewujudkan
komunikasi organisasi yang kondusif sebaiknya adalah dengan memberikan
kebebasan bertanggung jawab pada setiap individu (karyawan). Dalam konteks ini
dapat dipahami bahwa individu berhak mengeluarkan suara (aspirasinya) sebagai
bentuk dihargai dari organisasi (perusahaan). Namun tetap dalam batasan yaitu
sopan dan logis (masuk akal) serta melalui aturan (sistematis) yang telah
ditetapkan oleh organisasi.
Sebab, organisasi sebagai wadah tempat
berkumpulnya individu untuk mencapai tujuan organisasi sangat bergantung pada
bagaimana berbagai asumsi, perilaku dan keyakinan individu terhadap organisasi.
Jadi, setiap individu dapat menyumbangkan ide atau kritik pada organisasi. Akan
tetapi setiap individu harus juga memiliki tenggang rasa (legowo) terhadap
suara yang tidak direalisasikan secara langsung atau tidak bisa direspon segera
oleh organisasi.
Begitu pula dengan iklim organisasi, hal
lain yang penting dalam keberlangsungan suatu organisasi. Ketika iklim
organisasi tidak kondusif maka dapat dipastikan kepuasan kerja setiap individu
akan sulit diwujudkan. Sebab itu, seorang pemimpin harus mampu memperhatikan
setiap tingkah laku karyawan untuk menjaga iklim organisasi yang kondusif demi
terwujudnya tujuan organisasi yang ingin dicapai.
Komunikasi organisasi yang mendukung
dapat menumbuhkan iklim organisasi yang mendukung pula sehingga dapat
meningkatkan kepuasan karyawan. Kualitas dari komunikasi antar anggota
organisasi memberi pengaruh bagi efektivitas organisasi, karena iklim dapat
mempengaruhi usaha anggota organisasi dalam menciptakan organisasi yang efektif
dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
DeVito,
Joseph A.2011.Komunikasi Antarpribadi.Tangerang
Selatan: Karisma Publishing Group
Muhammad,
Arni. 2014. Komunikasi Organisasi : Teori
dan Studi Kasus. Jakarta: Bumi Aksara.
Riswandi.
2013. Psikologi Komunikasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ruliana,
Poppy. 2014. Komunikasi Organisasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Pace,
R. Wayne dan Don F. Faules. 2014. Komunikasi
Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Kerja Perusahaan. Bandung:
Rosdakarya
No comments:
Post a Comment