KATA PENGANTAR
Puji
syukur dipanjatkan penulis ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia yang telah diberikan oleh-Nya. Terima kasih juga dihaturkan kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat selesai tepat waktu.
Pada kesempatan ini, penulis akan membahas materi tentang Perencanaan Strategis Public
Relations dari mata kuliah
Pengantar Public
Relations yang dibimbing oleh Ibu
Endri Listiani,
S.IP. M.Si.
Public Relations merupakan ilmu seni pengetahuan komunikasi.
Membina dan memelihara hubungan antarmanusia adalah tanggung jawab seorang
public relations. Citra dan reputasi adalah dua kata yang sangat identik dengan
public relations. Dalam membangun sebuah image atau brand, public relations
harus bisa berpikir secara kreatif untuk menjaga hubungan dengan stakeholders.
Layaknya sebuah kepercayaan, perencanaan strategis dalam
public relations juga penting. Seorang public relations harus membuat sebuah
perencanaan terlebih dahulu sebelum mengimplementasikan program public
relations tersebut.
Semoga pembahasan tentang Perencanaan Strategis Public
Relations dalam Pengantar Public Relations ini dapat menambah pengetahuan cara
berkomunikasi yang baik dan benar dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Dalam tugas ini, penulis sadar bahwa pembahasan ini masih jauh dari sempurna.
Dan apabila ada kekurangan, diharapkan saran dan kritik dari pembaca budiman untuk
membantu mengoreksinya agar terlengkapi informasi dalam makalah ini. Mohon maaf
juga dihaturkan apabila ada terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Terima kasih
Jakarta, 18 Desember 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
BAB II : PEMBAHASAN
2.1
Landasan
Teori
2.2
Analisis
Studi Kasus
BAB III : PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR MODUL
DAFTAR SUMBER INTERNET
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Suatu
perusahaan sangat memerlukan adanya komunikasi timbal-balik untuk mencapai
tujuannya. Terjalinnya komunikasi yang baik dapat dilakukan dengan adanya
public relations (PR). Suatu perusahaan yang menyadari pentingnya public
relations (PR), akan menempatkan PR pada bagian integral perusahaan, bukan
sekedar komplementer semata.
Dunia
public relations saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan sangat
mempengaruhi reputasi sebuah perusahaan, terutama dalam bidang teknologi. Untuk
menunjang hubungan dan komunikasi antar perusahaan dengan institusi terkait
lainnya, seorang PR didorong harus membuat perencanaan strategi secara
konsisten dalam mengimplementasikan program PR tersebut.
Implementasi
public relations yang dimaksud dalam konteks ini adalah membangun pendapat umum
yang berkaitan dengan citra demi upaya mengarahkan persamaan persepsi
masyarakat untuk meraih kepercayaan publik. Agar memperoleh hasil yang
diharapkan, seorang PR tidak hanya sekedar membangun dan memelihara hubungan
dengan masyarakat. Menerapkan prinsip komunikasi adalah salah satu hal yang
perlu diperhatikan karena memberi pengaruh juga terhadap bidang usaha
perusahaan tersebut.
Berkembangnya
dunia informasi memberikan kesempatan semakin luas bagi setiap perusahaan untuk
menunjukkan eksistensinya sebagai perusahaan yang mampu dan memiliki
kredibilitas tinggi dibanding dengan para pesaingnya. Berbagai dampak sosial
dan lingkungan yang timbul serta buruknya kondisi ekonomi dan keamanan negara
Indonesia membuat para pelaku usaha terketuk untuk membantu mengatasi masalah
yang sedang terjadi sekarang ini di Indonesia. Banyaknya pengangguran,
kemiskinan bahkan kelaparan membuat kualitas sumber daya manusia dalam aspek pendidikan
di Indonesia sungguh rendah.
Di
era modernisasi ini, kebutuhan manusia pun bertambah drastis. Akibat mengikuti
perkembangan zaman, manusia dapat memenuhi kebutuhannya secara online. Semakin
beragam transportasi berbasis internet, masyarakat merasa dimudahkan dalam
melakukan segala aktivitasnya. Maraknya jasa yang ditawarkan melalui gadget
membuat segala hal dapat dilakukan secara praktis. Bahkan masyarakat memandang
bahwa transportasi online ini sangat efektif dalam perkembangan teknologi.
Pelayanan yang diberikan juga dinilai lebih efisien daripada harus melakukan
segalanya sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Landasan
Teori
Menurut
Abdurahman (1993) dalam Asep Saeful mendefinisikan bahwa “Public Relations
mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam arti sebagai teknik komunikasi (technique of communication) dan kedua,
humas sebagai metode komunikasi (method
of communication).” (Asep, 2015: 19)
Lebih
lanjut lagi, Melvin Sharpe (Kasali, 2005) dalam Asep saeful menyebutkan lima
prinsip hubungan harmonis, yaitu “Komunikasi yang jujur untuk memperoleh
kredibilitas keterbukaan dan konsistensti terhadap langkah-langkah yang diambil
untuk memperoleh keyakinan orang lain, langkah-langkah yang fair untuk mendapatkan hubungan
timbal-balik, dan goodwill komunikasi
dua arah yang terus-menerus untuk mencegah keterasingan dan membangun hubungan
evaluasi dan riset terhadap lingkungan untuk menentukan langkah atau
penyesuaian yang dibutuhkan masyarakat.” (Asep, 2015: 20)
Berdasarkan Frank Jefkins (1988: 13) dalam
modul Endri
Listiani, S.IP. M.Si, strategi perencanaan PR
yaitu “Public Relations consist of
all forms of planned communication outwards and inwards between an organization
and its public for the purpose of achieving specific objective concerning
mutual understanding.”
Terkait
dengan ini, Robbins dan Coulter (2002) dalam Erni dan Kurniawan menyatakan
bahwa perencanaan adalah sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan
tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi
tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh
untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga
tercapainya tujuan organisasi.
Dalam modul Endri
Listiani, S.IP. M.Si, David (1999) mengatakan bahwa “Strategic
management can be defined as the art and science of formulating, implementing,
and evaluating cross-functional decisions that enable organization to
achieve its objective.”
Lanjutnya,
strategi PR menurut Anne Gregory (1996:105) dalam modul Endri
Listiani, S.IP. M.Si menyebutkan
bahwa “Pendekatan secara keseluruhan
yang berkaitan dengan pelaksanaan program Kerja PR dalam kurun waktu tertentu,
terkoordinasi dalam tim kerja, memiliki tujuan, faktor pendukung untuk
melaksanakan gagasan strategis secara rasional melalui taktik (pelaksanaan)
secara efisien dan efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan.”
Ibu Endri Listiani, S.IP. M.Si berpendapat
bahwa tujuan reputasi adalah “Untuk
menciptakan, memelihara, meningkatkan, dan memperbaiki citra organisasi di mata
publik yg disesuaikan dengan kondisi-kondisi dari publik yang bersangkutan.”
Dalam
merencanakan strategi komunikasi public relations, menurut Zinkhan et.al (1990)
dalam Asep Saeful mengatakan bahwa “Yang paling mendasar adalah mengenali
publik yang mempunyai keterkaitan terhadap perusahaan / organisasi
(stakeholders), baik berposisi pada internal maupun eksternal perusahaan.”
(Asep, 2015: 194)
Berikut beberapa alasan perlu
dilakukan perencanaan public relations dalam Asep Saeful : (Asep: 2015, 195)
a.
Menetapkan
target-target operasi humas yang akan menjadi tolak ukur atas segenap hasil
yang diperoleh
b.
Memperhitungkan
jumalah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan
c.
Menyusun
skala prioritas untuk menentukan jenis program / kegiatan dan waktu yang
dibutuhkan
d.
Menentukan
kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka mencapai tujuan
tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas SDM yang dimiliki, dukungan dari
berbagai peralatan fisik, dan anggaran dana yang tersedia
Sedangkan,
Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu program dan
tercapainya program tersebut. (Asep, 2015: 216) Edward III dan Emerson (1980)
menambahkan bahwa “Empat variabel kritis dalam implementasi kebijakan publik
yaitu komunikasi atau kejelasan informasi, konsistensi informasi, ketersediaan
sumber daya dalam jumlah dan mutu tertentu, sikap dan komitmen dari pelaksana
program atau kebijakan birokrat dan struktur birokrasi atau standar operasi
yang mengatur tata kerja dan tata laksana.” (Asep, 2015: 217)
Melalui
pengertian tersebut dipahami bahwa perencanaan strategis public relations harus
memiliki manajemen strategis yang baik pula. Agar fungsi seorang public
relations dalam membentuk citra perusahaan dapat bekerja dengan baik melalui
komunikasi yang efektif terhadap segala lapisan.
2.2
Analisis
Studi Kasus
Dalam makalah ini, perencanaan
strategis public relations yang akan penulis bahas adalah implementasi program
public relations terutama dalam pemulihan citra terhadap kasus kontroversi
transportasi online yang dikutip dari sumber http://video.metrotvnews.com/play/2015/12/18/461532/pemerintah-larang-transportasi-berbasis-online-karena-d dan http://video.metrotvnews.com/play/2015/12/18/461570/masyarakat-ungkapkan-kekecewaan-lewat-saveojekonline
Perusahaan jasa transportasi online
menimbulkan berbagai polemik. Pro dan kontra di seluruh kalangan sudah lama
dialami oleh perusahaan tersebut. Banyaknya dukungan masyarakat yang memberi
respon positif terhadap adanya aplikasi transportasi berbasis internet ini telah
membuat Menteri Perhubungan (Ignasius Jonan) dan Dirjen Perhubungan (Djoko
Sasono) memberi respon yang sangat berbanding terbalik. Pemerintah ini menilai
bahwa berdasarkan UU No.22 Th.2009 menyatakan roda dua bukan kendaraan umum maka
transportasi online dirasa tidak memenuhi standar keamanan bagi masyarakat yang
dianulir ulang oleh Menteri Perhubungan setelah mendapat banyak kecaman dari
masyarakat atas keputusan yang dibuatnya. Masyarakat merasa alasan Ignasius
Jonan dan Djoko Sasono sangat tidak logis atas larangan transportasi online
sehinga netizen menyuarakan penolakan kepada Presiden Republik Indonesia (Joko
Widodo) untuk meninjau ulang larangan yang dibuat oleh pemerintah tersebut.
Atas kasus yang telah dibahas, kegiatan
perencanaan juga dapat memudahkan public relations dalam melakukan evaluasi
yang ditegaskan IPR dalam Asep Saeful bahwa “Yang meliputi upaya yang disengaja
terencana dan berkelanjutan untuk membangun dan memelihara saling pengertian
antara organisasi dan publiknya dapat diambil tiga poin, yaitu usaha yang
sengaja direncanakan dan berkelanjutan, membangun dan memelihara serta saling
pengertian.” (Asep: 2015: 193)
Pada
kasus ini, mengimplementasikan pemulihan citra bagi transportasi online adalah
tanggung jawab seorang PR dalam memutuskan konsep yang ingin digunakan. Hutton
dalam Keith menyatakan “Pendukung manajemen reputasi memandang reputasi
manajemen sebagai ‘sebuah arahan kekuatan baru atau paradigma untuk seluruh
bidang’ dan bahwa ‘konsep-konsep seperti reputasi dan citra bukanlah hal yang
dapat dikelola secara langsung, melainkan hadir dimana-mana dan hasil global
dari perilaku perusahaan atau individu. Upaya untuk mengelola reputasi
seseorang bisa jadi dapat disamakan dengan mencoba mengelola popularitas
sendiri : suatu usaha yang agak aneh, dangkal dan berpotensi merugikan diri
sendiri.” (Keith, 2013: 67)
Apabila
public relations merupakan sebuah kebijakan, impelementasinya tidak terlepas
dari teori dan konsep kebijakan perusahaan tersebut. Wahap dalam Asep Saeful
menyatakan bahwa “Badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, tetapi juga
menyangkut jaringan kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi perilaku semua pihak yang terlibat dan pada
akhirnya berpengaruh terhadap dampak negatif ataupun positif.” (Asep: 2015:
217) Dengan demikian dalam mencapai keberhasilan implementasi diperlukan
kesamaan pandangan tujuan yang hendak dicapai dan komitmen semua pihak untuk
memberikan dukungan.
Berdasarkan sumber http://www.dream.co.id/news/ojek-online-dilarang-netizen-ramai-buat-petisi-151218y.html bahwa transportasi online telah
mendapat banyak dukungan, membuat model perencanaan program public relations
yang digunakan adalah kampanye. Dari pernyataan Rogers dan Storey dalam Asep
Saeful, kampanye adalah “Serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan
tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan
secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.” (Asep: 2015, 208)
Melalui https://www.change.org/p/menhub-tinjau-ulang-larangan-ojek-dan-taksi-online-kemenhub151 adalah jenis kampanye yang
berorientasi pada tujuan yang bersifat khusus dan sering berdimensi perubahan
sosial. (Asep: 2015, 209) Pada masalah terkait, masyarakat adalah khalayak
sasaran yang diresahkan oleh pemerintah. Sebab Mc Quail dalam Asep mendefinisikan
bahwa “Khalayak sasaran adalah sejumlah besar orang yang berpengetahuan yang
sikap dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye.” (Asep, 2015: 210)
Dalam kasus ini, komunikator
kampanye adalah F. Frico karena F. Frico yang membuat petisi dengan judul
“Memetisi Menteri Perhubungan Republik Indonesia Ignasius Jonan” untuk
disampaikan kepada Presiden RI hingga ditindaklanjuti segera untuk
diselesaikan. Dengan bahasanya yang sopan membuat tak adanya kerusuhan maupun
konflik yang berkepanjangan. Menurut Cutlip, Center & Broom dalam Asep
Saeful, pesan juga harus memerhatikan tujuh C yaitu : (Asep: 2015: 211)
a.
Courtesy
: perhatian pada yang diajak bicara
b.
Concreteness
: menghindari konsep abstrak
c.
Completeness
: mengandung informasi yang relevan
d.
Correctness
: benar dan akurat
e.
Conciseness
: sederhana dan ringkas
f.
Clarity
: jelas dan mudah dipahami
g.
Consideration
: menimbang situasi dan kondisi
Menurut Klingeman dan Rommele dalam
Asep Saeful menyebutkan bahwa saluran kampanye merupakan “Segala bentuk media
yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak.” (Asep, 2015: 211) Saluran
kampanye selain dari petisi yang telah dibahas sebelumnya, tanggapan Presiden
RI dalam Twitter sebagai media sosial yang digunakan untuk menjangkau seluruh
lapisan masyarakat untuk menghindari polemik yang berkelanjutan. http://www.bintang.com/lifestyle/read/2392979/setelah-jokowi-beri-tanggapan-jonan-cabut-larangan-ojek-online
Saat ini evaluasi dari kampanye
belum mendapatkan titik terang sebab http://video.metrotvnews.com/play/2015/12/18/461689/ignatius-jonan-surat-yang-saya-keluarkan-bukan-pelarang Ignasius Jonan menyatakan bahwa
saat ini transportasi online dapat beroperasi secara normal selama masa
transisi hingga Presiden RI membantu merevisi UU untuk standar keamanan roda
dua.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan pada bab II pembahasan, maka bisa ditarik
kesimpulan pada bab III ini, untuk mengatasi pada bab I pendahuluan bahwa Perencanaan
Strategis Public Relations atas kontroversi transportasi online adalah dengan
menggunakan kampanye melalui situs Change.org dan media social Twitter.
Perencanaan (planning) adalah proses yang berkaitan dengan upaya untuk
mengantisipasi kecenderungan pada masa yang akan datang dan penentuan strategi
dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi
(perusahaan). (Asep : 2015: 193)
Mendapat dukungan dari masyarakat hingga perhatian dari
Presiden RI, kampanye pada dasarnya memiliki aspek sebagai berikut : (Asep,
2015: 209)
a.
Awareness
: menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat / khalayak tertentu terhadap
permasalahan tertentu
b.
Attitude
: menumbuhkan rasa suka dan peduli serta mendukung masalah yang dihadapi
c.
Action
: melakukan tindakan nyata, berbuat sesuatu untuk mengatasi suatu permasalahan
Tolakan masyarakat hingga permintan
tinjauan ulang atas larangan tersebut menandakan bahwa meningkatnya kepedulian
masyarakat terhadap negara RI sehingga Presiden RI menindaklanjuti dengan
segera juga adalah pembentukan citra yang perlu dipuji atas serentaknya respon
yang mendukung produk buatan dalam negeri.
3.2
Saran
Dalam
berinteraksi terutama berkomunikasi, manusia sebagai makhluk sosial pasti akan
mengalami konflik seperti kesalahpahaman atas berbagai persepsi yang timbul.
Seorang public relations memiliki peran yang penting bagi perusahaan. Public
relations dituntut untuk menjembatani antara perusahaan dan publik agar
terwujudnya hubungan yang harmonis dan tercapainya tujuan perusahaan yang
diinginkan.
Berdasarkan
Gardberg dalam Keith “Nominasi positif oleh perusahaan lain (perusahaan
dianggap memiliki reputasi baik) diberikan untuk perusahaan dengan merk
perusahaan yang kuat dan sering diidentifikasi memiliki anak perusahaan dengan
nama yang sama. Perolehan keuntungan dari visibilitas menyampaikan kepada
asosiasi sejarah yang diciptakan dalam pikiran publik melalui komunikasi
strategis. Asosiasi negatif terhadap mega-merk yang namanya bersinonim dengan
‘krisis’ menunjukkan adanya ketidakmampuan perusahaan-perusahaan dalam
menyesuaikan dengan persepsi publik.” (Keith, 2013: 63)
Seharusnya
perusahaan transportasi online bisa menanggapi atas keputusan yang dikeluarkan
oleh Dirjen Perhubungan (Djoko Sasono) dan Menteri Perhubungan (Ignasius
Jonan). Dengan memberi sedikit ulasan mengenai kinerja pelayanan yang diberikan
selama ini kepada masyarakat, diharapkan dapat membuat Presiden RI tidak perlu
turun langsung atas perihal yang dikeluarkan secara sepihak tersebut. Sebab
mempengaruhi citra negara RI atas beberapa masalah yang sedang terekspos
belakangan ini.
Menurut
Fombrun dalam Keith “Perusahaan-perusahaan yang dihargai dengan baik oleh
masyarakat membangun reputasi mereka dengan mengembangkan praktik-praktik yang
mengintegrasikan pertimbangan sosial dan ekonomi ke dalam strategi kompetitif
mereka. Mereka tidak sekedar melakukan hal-hal secara baik, tetapi melakukan
hal-hal dengan benar. Dalam melakukannya mereka berlaku sebagaiman warga negara
yang baik. Mereka mengawali kebijakan yang mencerminkan nilai-nilai inti, yang
mempertimbangkan kesejahteraan bersama dari para investor, pelanggan dan
karyawan, yang mendorong lahirnya kepedulian terhadap pengembangan masyarakat
lokal, yang menjamin kualitas dan stabilitas lingkungan teknologi, barang serta
jasa.” (Keith, 2013: 62)
DAFTAR PUSTAKA
Butterick,
Keith. 2013. Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sule,
Ernie Trisnawati dan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.
DAFTAR
MODUL
Manajemen
Strategis Public Relations : Endri
Listiani, S.IP. M.Si.
Pembentukan
Citra :
Endri Listiani, S.IP. M.Si.
Perencanaan
Strategis Public Relations : Endri
Listiani, S.IP. M.Si.
DAFTAR
SUMBER INTERNET